My True Friend : What a Super Duper Gentle Movie! (Sinopsis Part 1)



Seminggu yang lalu, tanpa sengaja aku nemu film ini di folder kakakku di komputer. Judulnya, "My True Friend". Dari judulnya jelas, dong, ya, film ini inti ceritanya tentang apa. Waktu aku puter filmnya, eh ternyata film ini film Thailand. Ah, langsung underestimate, deh. Soalnya selama ini, aku belum pernah nonton film Thailand. Yang aku tahu tentang Thailand hanyalah Gajah, Pattaya, dan kenyataan bahwa orang-orang menganggap Thailand adalah salah satu destinasi liburan luar negeri yang murah. Nggak pernah tahu menahu soal dunia entertainment disana.

Song
Jadi, awalnya, aku menonton film itu hanya untuk mengisi waktu. With no expectation. Film dimulai dengan adegan seorang cowok imut berseragam putih-hitam (tadinya aku kira itu seragam SMA, tapi ternyata seragam universitas), yang sedang berjalan santai menuju ke sekolah. Namanya Song, dan baru pindah ke kota tersebut untuk kuliah. Sampai adegan ini, aku masih nggak ada chemistry apa-apa sama film ini. Masih underestimate.


Sampai kemudian, alunan musik lembut yang mengiringi si cowok imut itu tiba-tiba berganti musik keras. Adegan beralih pada dua cowok yang juga berseragam (satu cowok berseragam sama dengan Song, yang satunya beda universitas). Kedua cowok itu lari-lari karena dikejar dengan sekelompok cowok yang juga pakai seragam. Kemudian, ketika sampai di sebuah lapangan dimana Song juga sedang berjalan disana, kedua cowok itu mulai berkelahi dengan kelompok yang mengejar mereka.



Gun

Naaah, sampai di adegan ini, mataku mendadak fokus. Perhatianku langsung kesedot sama cowok yang berseragam sama dengan Song ini. Akhirnya aku menemukan alasan untuk terus nonton film ini sampai selesai. Dasar cewek, hehehe.

Lanjut!

Ketika sedang terpana karena untuk pertama kalinya melihat sebuah tawuran, tangan Song tiba-tiba ditarik oleh seorang cewek untuk diajak menghindar dan pergi dari sana. Cewek itu bernama Nem, yang ternyata kuliah di kampus dan jurusan yang sama dengan Song. Di jurusan Seni, dan sama-sama di tahun pertama.


Sampai di kampus, Nem mengenalkan Song pada Dew, kakak angkatan yang sudah berada di tahun kedua, yang juga dulunya merupakan kakak kelas Nem ketika SMA. Song mengalami apa itu yang namanya, love at the first sight. Dia langsung menyukai Dew saat itu juga. Dilihatin sampai melongo, haha.


Ketika mereka bertiga sedang mengobrol, datanglah itu si ganteng, Gun, yang diantar naik motor oleh temannya (yang tadi ikut berkelahi bersama Gun). Aiiiiih, aku makin betah nonton film ini. Charming buanget itu si Gun-nya. Bikin pengen peluk erat-erat #mulai salah fokus.

Nem, yang nampaknya sudah mengenal Gun sebelumnya, menyebut Gun sebagai si pembuat masalah, dan menyarankan pada Song untuk menjauhi Gun.

look at the way he walk. so damn cool, right?


Nah sementara si Gun sendiri sepertinya juga sudah mengenal Nem sebelumnya. Dia berhenti berjalan ketika melihat Nem yang ternyata melanjutkan kuliah di kampus yang sama dengannya. 

Pada saat jam istirahat, Song yang duduk sendirian sambil menggambar sketsa di kantin, dihampiri oleh Dew dan Nem yang hendak makan siang. Dew yang sedari tadi digodai oleh cowok-cowok seperti sengaja duduk dekat dengan Song agar mereka berhenti mengganggu. Eh tapi malah cowok-cowok itu beralih mengancam Song untuk segera pindah meja. Song yang notabene junior banget, berniat pindah, namun dihalangi oleh Nem. 

Untungnya, ketika cowok-cowok rese itu hendak membully Song lagi, datanglah si ganteng, Gun, ke kantin. Gun, sih, niatnya hanya ingin makan, dan sepertinya sama sekali tidak melihat apa yang terjadi di meja tersebut, tapi entah kenapa begitu melihat Gun, kedua cowok tadi langsung berhenti mengancam Song dan pergi. Mungkin karena yang mereka tahu, Gun, itu adalah seorang gengster yang jago buanget berkelahi, ya, makanya pada takut. Cemen uh.


Ketika sedang mengantri makanan, seorang cowok gendut tiba-tiba datang dan langsung asal serobot antrian. Melihat itu, Gun menegurnya. Tapi kemudian, teman-teman cowok itu datang untuk membela teman mereka. Bear, ketua geng mereka, bertanya pada Gun ada apa. Gun mengatakan bahwa teman mereka tidak mau mengantri. Bear bertanya pada si gendut, apa kamu tidak mengantri? Eh si gendut malah bilang yang sebaliknya (uh dasar jelek).



Mendengar jawaban si gendut, Bear menatap Gun dengan tatapan meremehkan dan berkata, "Kau kira kau jagoan?". Hal tersebut jelas membuat Gun naik darah. Tangannya mulai mengepal keras. Bear dan Gun mulai tatap-tatapan garang. Untung saja, sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, seorang guru (yang, ya ampun, nggak nahanin banget rambutnya haha) datang dan melerai mereka. 


Adegan setelahnya adalah saat dimana Song baru tahu kalau Neung, kakak Song (by the way, di Bangkok ini, Song tinggal di flat kakak perempuannya) suka membawa pacarnya kerumah. Dia mengingatkan Neung untuk tidak membawa laki-laki asing kerumah, tapi Neung malah mengatakan bahwa jika Song mencampuri urusannya maka dia tidak boleh tinggal dirumahnya. Perkataan tersebut membuat Song tersinggung. Song kemudian lari, tidak jadi masuk kerumah. 

Di jalan, Song bertemu dengan Dew. Dew menawari Song untuk jalan-jalan bersamanya. Song langsung setuju, dong. Kemudian Dew turun dari motornya dan memberi kode pada Song untuk menyetir motor. Song diam, hanya memandangi motor Dew. Lalu dengan malu-malu dia bilang kalau sebenarnya dia tidak bisa menyetir. Haha, samaan nih kita, Song! *toss* #buka aib


Setelah itu, mereka jalan-jalan. Dan adegan-adegan setelah itu adalah adegan romantis antara Song dan Dew. Sebagai orang yang agak subjektif, aku skip ya bagian ini, nggak ada Gun nya, sih, haha. Pokoknya Dew dan Song makin deket, gitu deh.

Suatu malam, ketika Gun dan dua teman gengnya (Nik dan Tod) sedang ada di pub langganan, sekelompok gadis mendatangi meja mereka. Salah satu dari mereka, Elle, dengan genitnya meminta berkenalan dengan Gun. Tod mengatakan bahwa jika ingin berkenalan dengan Gun, Elle harus meminum alkohol terlebih dahulu. Tod kemudian menyodorkan segelas alkohol pada Elle. Dengan sedikit ragu, Elle meminumnya. Ketika Tod akan memberikan gelas ketiga, Gun mencegahnya. Dia kemudian membawa Elle keluar. 



Tadinya aku pikir mau dibawa kemana itu si Elle. Udah negatif aja, nih, mikirnya. Eh tapi ternyata enggak loooh. Gun ternyata mengantar Elle pulang, langsung sampai di depan rumahnya! Udah gitu, Gun berpesan pada Elle agar tidak sering keluar malam. Elle berkata bahwa dia sengaja datang ke pub tersebut untuk bisa bertemu langsung dengan Gun, yang sangat populer di kampus. 



Gun tidak menjawab, dia malah membuka kunci pintu di dekat Elle dan menyuruh gadis itu untuk segera pulang. Elle menolak. Dia mengancam Gun untuk memberikan nomor teleponnya atau Elle tidak akan turun dari mobil Gun. Dengan tanpa perlawanan apapun, Gun memberikan handphonenya pada Elle. Elle langsung happy banget, tuh, apalagi sebelumnya, dia juga memaksa Gun untuk foto selfie bersamanya. (Aduh, duh, agresif banget, sih, neng.) 


Gun ini ternyata anak orang kaya pemirsa. Emang udah kelihatan, sih, ya dari awal. Tapi maksudku, tuh, anak orang kaya dengan orang tua yang nggak seberapa peduli sama dia. Di salah satu adegan di bagian awal-awal film, sudah pernah dilihatkan, kan, bagaimana kedua orang tua Gun sibuk dengan pekerjaannya sampai-sampai ketika Gun mendapat teguran karena tidak mengikuti ujian akhir, yang datang justru pengacara keluarga. Dan ketika si pengacara bermaksud "mengajak damai" pihak kampus dengan memberikan cek sebesar 200 ribu baht, Gun langsung merobeknya dan dengan coolnya bilang, "Aku keluar." Tsaaaah. 

Bagi si ganteng satu ini, uang sama sekali tidak membawa kebahagiaan baginya. Dia tipe orang yang akan lebih memilih mendapat perhatian orang tuanya daripada dikasih uang sekarung. Seperti pagi itu. Sebelum berangkat ke kampus, dia bertanya kepada seorang perempuan tua yang dipanggilnya Bibi, apakah orang tuanya ada dirumah. Bibi itu menjawab seperti yang ada di screenshot, dan lihatlah bagaimana Gun sangat kecewa mendengarnya. Lagi-lagi dia tidak memiliki kesempatan bertemu dengan orang tuanya, padahal sedang berada di satu atap yang sama. Sedih yaa.. Sini, aku perhatiin, bang. *mulaigila*


Di parkiran kampus, mobil yang dikendarai Gun hampir saja menyerempet Dew yang waktu itu sedang memarkirkan motornya bersama dengan Song. Gun sempat berhenti sebentar, melihat dari spion mobilnya untuk memastikan bahwa mereka baik-baik saja, kemudian pergi. Dew yang waktu itu dipeluk Song, marah-marah meneriaki Gun yang sudah membawa mobilnya menghilang dari pandangan. Song tertawa dan berkata bahwa Gun tidak mendengarnya. Dew tersenyum malu mendengar itu. 


Adegan agak romantis antara Song dan Dew di parkiran tadi ternyata berbuah buruk bagi Song. Ketika Song berada di toilet, dua orang cowok yang pernah membully Song di kantin dulu itu, mengganggunya lagi. Kedua cowok rese itu menampar Song dan mengancam Song untuk tidak terlalu dekat dengan Dew. Lagaknya sok jagoan banget. Ada siswa lain yang baru masuk toilet pun dipandang garang sama mereka sampai ketakutan dan nggak jadi ke toilet. Eh tapi pas Gun yang masuk, mereka langsung kabur ketakutan. Yaelah, bung. Dasar pecundang.

Lanjut...


Ternyata, perkiraan bahwa Nem dan Gun sudah saling mengenal sebelumnya memang benar, loh. Tahunya gara-gara waktu itu Gun tiba-tiba masuk ke kelas Nem dan menanyai Nem sejak kapan dia pindah ke kota ini. Nada dan ekspresi Gun waktu tanya ke Nem itu maniiissss banget. Tapi entah kenapa, hal itu membuat Nem marah. Dia bahkan langsung mengambil tasnya lalu berjalan keluar kelas dengan muka super kesel. Meninggalkan Gun yang bingung dengan respon Nem yang sama sekali tidak diduganya tersebut. Bahkan Song yang juga ada di kelas itu merasa bingung. Mungkin dia mengira-ngira apa hubungan Nem dengan Gun. Aku juga sih, dan nemu jawabannya di beberapa adegan setelahnya. So, keep reading this review, darling, hehe. 


Di kampus, Song tidak mempunyai teman, kecuali Nem dan Dew. Dia tipe cowok yang introvert dan pendiam. Makanya gampang banget di-bully dan nggak ada yang belain. Suatu sore sepulang kuliah, Song berjalan di dekat sebuah lapangan tenis (yang di alih fungsikan sebagai semacam basecamp sekaligus tempat main sepak bola oleh geng Sperm-nya Gun). Waktu itu, Gun dan teman-temannya sedang bermain sepak bola disana. Seru banget. Sampai bola mereka tertendang keluar lapangan, dan jatuh pas di kaki Song. 


Song yang ternyata jago main bola, niatnya, sih, cuma mau mengembalikan bola itu ke lapangan, tapi ternyata tendangannya terlalu kencang sampai melukai salah satu teman Gun, Champ, sampai hidungnya berdarah-darah parah. Itu adegan lucu banget. Beneran, deh, haha. 


Semua orang menghampiri Song yang masih terbengong-bengong atas apa yang dilakukannya. Ka, salah satu anggota geng Sperm juga, langsung meraih kerah Song dan hendak menghajarnya. Tapi Gun menghalanginya. Dan tahu nggak apa yang dilakukan Gun? Dia malah menawari Song untuk ikut bermain kalau Song mau. Cobaaa.. Cowok mana lagi yang kayak gitu? Nggak adaa. Gun satu-satunya di duniaa.. Gengster yang punya hati nurani. Ya Tuhaaan, berikan hamba jodoh seperti diaa. #makinsalahfokus *tapi tolong aminin aja*

Oke, oke, lanjut.


Akhirnya, Song ikut bermain sepak bola bersama Gun dan teman-temannya sore itu. Setelah bermain, mereka semua duduk di bangku di pinggir lapangan untuk beristirahat. Tod, yang entah kenapa dari tadi nggak ikut main bola, memberi tahu Song nama-nama teman geng Sperm-nya. By the way, aku sudah nyebutin belum kalau anggota geng Sperm ada 6? Gun, Ka, Champ, Nik, Tod, Arm. 


Ketika mereka sedang beristirahat di pinggir lapangan itu, Bear datang bersama teman-temannya. Teman yang dibawa Bear sebagian besar berasal dari luar sekolah, deh, kayaknya, karena nggak pakai seragam dan mukanya preman banget. Bear datang kesana sehubungan dengan persoalan antri mengantri yang terjadi di kantin beberapa waktu lalu (yang gara-gara si gendut, itu). Bear menantang Gun, dan terjadilah perkelahian one on one antara mereka berdua. 


Awalnya, Bear yang mengambil start duluan berhasil memukul Gun sampai terlempar ke pembatas lapangan. Tapi kemudian, Gun (yang kayaknya makin dihajar makin bertenaga, hehe) berhasil menghajar Bear dengan kekuatan yang jauh lebih besar, yang akhirnya membuat Bear tergeletak dan menyerah. Dan kalian tahu apa?? Lagi-lagi Gun melakukan hal yang diluar perkiraanku sebagai penonton awam. Dia mengulurkan tangannya untuk membantu Bear berdiri! Ya Tuhaaan, makin-makin,deh, hati ini termehek-mehek padamu, Gun. 


Sampai di adegan ini, aku makin betah, deh nonton film ini. Mulai merasa beruntung karena tiba-tiba nemu film sebagus ini di foldernya kakakku. Dan mulai jatuh cinta sama karakter Gun. Kebaikan hati Gun sebagai seorang gengster masih banyak lagi di kelanjutan filmnya. Tapi... sinopsis part satu-nya udahan dulu yaa.. Aku nya mau kembali ke dunia nyata dulu. Tapi pasti ada lanjutannya, dong. Ditunggu ya :)

0 write your opinion here:

Post a Comment

 

FOLLOW ME ON TWITTER TOO!

BE FRIENDS ON FACEBOOK!