Sepak Bola Dimata Perempuan

Aku nggak terlahir di sebuah keluarga yang anggota laki-lakinya suka banget sama sepak bola. Jangankan suka banget, suka aja juga enggak.

Papaku bukan tipe seorang ayah yang suka begadang malam-malam demi sebuah pertandingan sepak bola. Malah, tivi langsung dimatikan begitu acara reguler selesai dan digantikan acara sepak bola. Abangku yang nomor tiga juga sama saja. Dia sepertinya tidak tertarik dengan olahraga sejuta umat ini. Genjrang-genjreng pakai gitar dan ngutak-atik gadget, itu yang dia suka. Cuma abangku yang paling tua yang berani beda. Dia hobi sepak bola, doyan nonton pertandingan sepak bola, dan tingkat fanatiknya sudah sampai di level tinggi. Hoh.

Sebenarnya, aku sendiri awalnya juga nggak suka sepak bola. Entah karena dari kecil jarang dikasih tontonan sepak bola atau mungkin karena ini memang naluri ilmiah seorang perempuan. Secara umum, perempuan nggak suka sepak bola, kan?

Yang ada di otak cetekku waktu itu, apa sih enaknya nonton dua puluhan orang lari kesana sini buat ngejar satu bola? Dengan waktu pertandingan yang luama, kok bisa ya, cowok-cowok tahan di depan tivi? Padahal, dengan jumlah waktu yang sama, seorang perempuan mungkin sudah menamatkan sinetron kesukaan satu episod, atau sudah berhasil belanja di beberapa toko.

Pandanganku terhadap sepak bola mulai berubah pas aku tanpa sengaja terjebak nonton satu pertandingan di suatu malam, pas musim Piala Dunia 2006. Malam itu, aku lagi insomnia. Mindah channel ratusan kali, nggak ada yang bikin betah. Sampe tiba-tiba proses ganti-ganti channel secara cepat itu berakhir di SCTV. Waktu itu, pas banget, CR7 lagi di shoot. Mataku mendadak melek lebar. Gila, keren abis! pikirku waktu itu. Dan dia berhasil bikin aku ngelempar remote jauh-jauh, nonton pertandingan sampai selesai. Itu adalah pertama kalinya aku lihat pertandingan sepak bola sampai tamat.

Sejak saat itu, aku jadi rajin bangun malam-malam buat ngikutin semua pertandingan timnas Portugal, sampai akhirnya mereka kalah di perempat final. Bahkan, setelah Piala Dunia berakhir, aku masih suka update berita terbaru si CR7. Dan sejak saat itu juga, pengetahuanku tentang sepak bola bertambah dengan cepat. Melaju dengan pesat (halah bahasa gue...)

Aku jadi tahu banyak pemain sepak bola, especially, yang masuk timnas Portugal waktu itu. Luis Figo, Deco, Ricardo Carvalho, Nani, dll. Aku juga jadi ngerti istilah-istilah dalam pertandingan sepak bola, meskipun sampai detik ini aku masih juga nggak paham posisi offside itu gimana (ini memalukan-_-).



Sampai hari ini, pun, aku masih suka sepak bola. Jumlah pemain sepak bola yang beruntung masuk daftar idolaku juga bertambah. Setelah rada ilfil sama CR7 yang suka main cewek, aku nge-fans sama si anak emas yang unyunya maksimal ini. Selain mukanya yang bikin nggak bisa tidur, skillnya juga heboh banget. Bikin heboh seantero jagat. Yakin, kecuali cewek itu buta, nggak akan ada cewek yang nolak jadi pacar dia *salahfokus*





Sayangnya, masa-masa indah ngefans sama Messi nggak berlangsung lama. Pas Piala Dunia 2010, hatiku berhasil direbut sama salah satu pemain yang baru bergabung di timnas Jerman. Mesut Oezil namanya. Yang lucu, proses ngefansku sama orang ini bukan karena aku habis lihat dia main bola. Tapi justru setelah aku baca arrtikel di Jawa Pos tentang agamanya yang ternyata muslim. Nggak bermaksud ngomongin si SARA nih, tapi beneran, aku jadi merhatiin dia setelah tahu dia seorang muslim. Keren aja gitu. Dan yang terakhir ini, yang akhirnya tetep nyantol dihatiku sampai sekarang.

Silahkan bilang, "perempuan itu bukan suka nonton pertandingan sepak bolanya, tapi nonton yang giring bola."

Nggak salah, sih. Tapi buatku, ini cuma sebuah permulaan. You know, kayak orang yang cari kerja. Dia akan mencari pekerjaan yang dia suka. Suka dulu, paham kemudian. Sama kayak perempuan yang suka sepak bola.

Pemain sepak bola itu semacam jadi daya tarik buat mereka, bikin mereka jadi betah nonton pertandingan sepak bola, cari-cari info tentang dunia sepak bola, sebelum akhirnya jadi paham dan mulai menikmati pertandingan bola secara sebenar-benarnya.


0 write your opinion here:

Post a Comment

 

FOLLOW ME ON TWITTER TOO!

BE FRIENDS ON FACEBOOK!