About Being Mature

Tiba-tiba, aku kangen masa kecilku.

Masa kecilku mungkin tidak seberapa bahagia. Keluargaku waktu itu masih belum punya apa-apa seperti sekarang. Papa mamaku masih belum sebijak sekarang. Kakak-kakakku juga belum sesukses sekarang. Kami hidup dalam kesederhanaan yang sebenarnya.

Tentu saja, bukan bagian itu yang kurindukan.

Satu hal yang tiba-tiba kurindukan sekarang adalah tentang kepolosanku waktu itu, tentang kebebasanku berfikir... Semuanya. Semua tentang hal-hal seperti itu.

Dulu, ketika aku masih kecil, apa yang aku pikirkan hanyalah tentang diriku sendiri. Apa yang akan aku mainkan bersama teman-teman hari ini, baju apa yang mau aku pakai ke acara ulang tahun sepupuku besok, atau makanan apa yang seharusnya dibuatkan mama untuk aku. Just that simple.

Dulu juga, aku sangat bergairah memikirkan tentang menjadi orang dewasa. Bisa memilih sendiri baju apa yang mau aku beli, boleh pergi kemana saja tanpa ditemani mama papa, boleh pacaran, terus menikah. Rasanya tidak sabar sampai di masa itu.

Dan akhirnya, setelah bertahun-tahun, aku sampai juga di masa itu...

Sekarang, aku menyadari satu hal. Jadi orang dewasa itu tidak mudah.

Tumbuh gede berbeda dengan menjadi dewasa. Tumbuh, berhubungan dengan pertambahan umur, berat badan, and something lika that. Being mature is different. Ini tentang sikap, cara berfikir, dan hal-hal semacam ini.

Dan, proses menjadi dewasa inilah yang sekarang sedang aku alami.

From my point of view, akan ada momen dimana momen itu akan merubah seseorang yang mengalaminya. Bisa suatu kejadian yang besar, kadang, malah bukan apa-apa. Sesuatu yang seharusnya tidak ada hubungannya dengan orang itu. And the last one, is the one that's going on in me now .

Ada momen yang membuat caraku memandang hidup berubah. Suddenly and drastically.

Aku mulai berfikir tentang tujuan hidup. Aku mulai menyadari tentang tanggung jawab. Mulai belajar tentang ikhlas dan sabar, mulai panik tentang masa depan.

Ini terjadi dalam satu waktu. Rasanya seperti ada orang yang tiba-tiba naruh gunung diatas kedua bahuku. Beraaaat sekali. Ingin sekali menyerah, tapi aku sadar itu tidak mungkin. Ini proses. Aku harus melewatinya. Jadi aku mencoba percaya saja pada Tuhan, bahwa ini memang permainan yang dibuatkan-Nya untukku. Aku harus menang untuk mendapat hadiah yang tidak akan pernah bisa aku duga.

Dan disinilah aku sekarang. Di titik dimana aku mulai menyadari bahwa jadi dewasa itu sulit. Di titik dimana aku mulai merindukan masa kecilku yang polos.

Aku sadar, aku tidak mungkin kembali ke masa itu. Bersujud sampai lututku kapalan juga tidak akan Tuhan membawaku kembali ke masa itu. "Kamu sudah terlanjur besar, nak. Jalani saja." mungkin itu yang akan dikatakan-Nya kepadaku.

Jadi, aku tidak akan meminta itu. Satu hal yang akan aku minta, dan paling kuinginkan saat ini adalah tuntunan-Nya agar aku bisa melewati semua proses ini dengan luar biasa.

0 write your opinion here:

Post a Comment

 

FOLLOW ME ON TWITTER TOO!

BE FRIENDS ON FACEBOOK!