Orizuka : The Truth About Forever

book cover


Halooo, selamat hari Senin berkah semuaaa!!

Di hari Senin yang indah ini *lebaylebay* , aku mau me-review salah satu judul novel kesayangan aku. 

Sebenarnya, aku beli novel ini sudah dari berbulan-bulan yang lalu lamanya, dan habis kubaca keesokan harinya. Tapi karena waktu itu belum terpikirkan untuk membuat review-review-an novel di blog, jadi novel ini akhirnya tersimpan rapi di lemari bersama kawan-kawannya, dan baru kemarin dibaca ulang terus kepikiran buat dibikinin reviewnya (mencoba menutupi alasan sebenarnya: males. hehe).

Judul novel ini adalah "The Truth about Forever" karya Orizuka. Nah, Orizuka sendiri, nih, adalah salah satu penulis yang aku kagumi banget karya-karyanya. Tahu novel Summer Breeze? Yang bahkan sampai dibuatkan film layar lebarnya? Tahu nggak? Itu karya O-ri-zu-ka!

Selain itu, ada lagi, nih, novel Orizuka yang aku sukaaaa buanget. Novel yang intinya menceritakan kehidupan empat cowok, yang masya Allah kecenya minta ampun, yang berjuang untuk membentuk ekskul futsal di sekolah mereka yang keren banget, bernama SMA Athens.

Judul novelnya High School Paradise, yang kemudian bahkan ada kelanjutan novel keduanya, Love United! Dan akuuuu.... sudah baca kedua-duanyaa! Horee! *tiupterompet*

Kedua novel itu sudah lumayan lama, sih, terbitnya. Tepatnya nggak tahu, lupa. Pokoknya aku baca novel itu pas aku masih SMA, hasil pinjam temen sekelas yang juga hobi baca (ehm, iya, pinjem. maklumlah, sis, masih pelajar, hehe).

Kalian mau tahu gimana pendapatku soal kedua novel tersebut? Hanya ada dua kata yang mampu menggambarkan: KECE BADAI!

Aku suka sekali gaya menulis dan semua pilihan kata yang dipakai Orizuka disitu. Anak SMA banget. Lucu, mancing ketawa, tapi sama sekali nggak murahan. Aku jadi bisa membayangkan situasi dan bener-bener masuk ke dunia keempat cowok itu: Sid, Rama, Lando, dan siapa itu satunya yang agak playboy? Lupa aku. Hihi. Maapkeun. Selain itu, ketika membaca kedua novel tersebut, aku seperti sedang tersihir. Lupa nginjek bumi. Nggak berhenti baca sebelum ketemu kata-kata THE END. Keren banget lah pokoknya!

Nah, novel The Truth About Forever ini juga memiliki kekuatan magis yang sama seperti novel-novel 
sebelumnya. Gaya bahasa yang digunakan Orizuka malah terasa semakin matang. Indah, elegan, tapi nggak ruwet. Gampang dicerna oleh semua pembaca yang memiliki tingkat kecerdasan berbeda-beda, hehe. 

Aduh, intronya kepanjangan. Maapkeun sekali lagi yaa...

Sekarang, mari kita bahas novel ini dengan lebih seksama.


Jadi, novel ini bercerita tentang seorang cowok bernama Yogas, yang meninggalkan kehidupannya di Jakarta untuk mencari seseorang di Jogja. Dia membawa semacam satu dendam besar pada orang tersebut, karena dianggapnya sebagai satu-satunya orang yang harus bertanggung jawab atas hidupnya yang berantakan sejak empat tahun silam. 

Di Jogja, Yogas tinggal di sebuah kos yang kondisinya sangat-sangat memilukan. Bangunan (yang hampir) tiga lantai tersebut sudah terlihat reyot, dan kalau kata Yogas, lebih mirip sama rumah hantu daripada kos. Pemiliknya adalah seorang ibu-ibu paruh baya yang sedang mengalami kesulitan ekonomi sehingga tidak bisa memperbaiki kos-kosan tua nan menyedihkan tersebut. Tapi karena niat Yogas ke Jogja memang bukan untuk senang-senang, dan harga kos disana sangat murah, dia memutuskan untuk tinggal disana. 

Kamar Yogas berada di lantai dua, tepatnya di kamar nomor sebelas. Dan sebenarnya, lantai dua adalah kos khusus cewek. Kos cowok di lantai satu. Tapi karena, yah tadi itu, kerusakan dimana-mana, sehingga membuat hanya tertinggal empat kamar yang masih layak huni. Dua dibawah, which are full already, dua lagi di atas. 

Diatas, kamar Yogas tepat bersebelahan dengan kamar seorang gadis bernama Kana, yang ternyata adalah keponakan dari si ibu kos. Perkenalan mereka tidak berlangsung baik. Kana bahkan sempat protes pada buliknya karena membiarkan seorang cowok asing tinggal bersebelahan dengannya. Tapi karena tahu buliknya memang butuh uang, dan kenyataan bahwa Kana tinggal disana secara gratis, gadis itu tidak melanjutkan aksi protesnya. 

Pertemuan dengan Kana, membuat konsentrasi Yogas pada rencana awalnya datang ke Jogja terpecah. 

Sikap Kana yang ramah, tingkah cerianya, dan perhatian-perhatian yang tidak bisa ditepisnya begitu saja, membuat Yogas merasa sangat terbebani. Dengan sebuah penyakit mematikan yang mengalir di tubuhnya, Yogas merasa tidak pantas dan memang berencana untuk tidak membina hubungan baik dengan siapapun, termasuk Kana. 

Tapi entah kenapa gadis itu susah sekali dihindari. Semakin Yogas bersikap buruk kepada Kana, entah kenapa Kana tetap saja memahaminya. Dan itu semakin membuat Yogas merasa bersalah. Dia mengutuk dirinya yang penyakitan untuk tidak menikmati kebahagiaan sedikit pun, agar tidak menimbulkan harapan yang kemudian membuatnya sakit sendiri.

Okey, sampai segitu aja aku bocorin sinopsisnya. Ending ceritanya? Apa Kana akhirnya tahu penyakit Yogas? Apa, sih, penyakit Yogas? Mau tahu jawabannya? Pergi ke toko buku, beli novel ini, terus baca dirumah! Hehe. 

Buanyak banget adegan-adegan yang aku inget sampai sekarang, saking manisnya, atau saking memorable-nya. Seperti ketika Kana tanpa sengaja menemukan obat di kamar Yogas yang menjadi titik dimana Kana mengetahui penyakit Yogas dengan sendirinya dan mulai ragu dengan ketegarannya sendiri, lalu ketika Yogas membawa Kana yang pingsan ke Rumah Sakit atau ketika Kana merawat Yogas yang sedang demam karena kehujanan.

bagian ketika Yogas panik banget melihat Kana pingsan


Adegan ketika Yogas diam-diam merekam tingkah Kana ketika mereka di pantai juga nggak kalah manis.

ini salah satu adegan sweet-nya

Aku kagum banget dengan kemampuan Orizuka dalam menyelipkan hal-hal kecil, yang di beberapa bab kemudian memiliki arti tersendiri. Seperti kebiasaan Yogas yang selalu memegang lengan kirinya, yang ternyata melalui lengan kirinya itulah dia tertular penyakit mematikan tersebut. Lalu, ketika Yogas membuang botol obatnya, yang kemudian di beberapa bab selanjutnya tanpa sengaja ditemukan oleh Kana yang sedang membersihkan kamar Yogas. Dari situ, Kana tahu apa sebenarnya penyakit Yogas.

Keren banget, lah, pokoknya. Baca novel ini, tuh, berasa dikasih kejutan disetiap lembarnya (lebay, hehe).

Tapi memang benar, ya, apa pepatah. Tidak ada sesuatu di dunia ini yang sempurna. Begitupun rasa kagumku sama novel ini. Nggak semua membuat aku termehek-mehek bacanya. Ada beberapa bagian (sedikit, kok) yang bikin aku nggak seberapa puas.


bagian ketika Yogas akhirnya mendapat informasi mengenai Joe

Contohnya yaitu proses si Yogas akhirnya tahu dimana orang yang dicarinya berada. Dengan dendam besar dan perjuangannya yang sebegitu luar biasa, sampe bela-belain pergi ke Jogja, menurutku nggak seharusnya Yogas dapat informasi dengan nggak sengaja dengar orang yang lewat disebelahnya menyebut nama orang yang dicarinya. Tadinya aku berharap pertemuan Yogas dengan orang ini akan berlangsung heboh dan gimana-gimana, tapi ternyata enggak juga.

Terus, bagian akhir ceritanya yang sumpah bikin aku nggak relaaa. Nggak aku ceritain, ya, baca sendiri, hehe.

Tapi, hal itu sama sekali nggak membuat keistimewaan novel ini luntur, kok. Tetep jadi salah satu novel kesayangan yang pasti bakal sering-sering aku baca, tapi semoga nggak sampe rusak seperti novel kesayanganku yang satunya, Writer vs Editor-nya Ria N. Badaria. Aku suka patah hati kalau novel-novelku kenapa-napa :(

Oke deh, sampailah kita di penghujung review yang, oh my God, ternyata panjang banget ini.

Jadi kesimpulannya, novel ini harus kalian baca. Apalagi buat kalian yang haus akan cerita-cerita yang manis-manis romantis gitu, hehe, novel ini nggak akan ngecewain kalian.

Data lengkap novel ini :
Judul : The Truth About Forever
Penulis : Orizuka
Penerbit : Gagasmedia




0 write your opinion here:

Post a Comment

 

FOLLOW ME ON TWITTER TOO!

BE FRIENDS ON FACEBOOK!