part 17

kangen mama bangeeeeet :(

22 Desember …
            Tadi di kampus, hampir semua orang (kebanyakan sih cewek…) pada ribut ngomongin satu topik, kado apa yang bakal dikasih ke ibu mereka. Malah salah satu temanku, yang udah jadi ibu (karena married by accident), berharap banget dapet kado dari anaknya (padahal anaknya baru berumur tiga bulan. Konyol!). Tadinya aku bingung banget, masa iya ibu mereka ngerayain ulang tahun secara serentak begini. Sampai akhirnya Sandra nyuruh aku lihat tanggal berapa ini.
            "Ya ampuun, gue lupa ini hari ibu!"
            "Elo sih, nggak serumah lagi sama Ibu lo. Jadinya nggak ada yang ngingetin kan tuh! Nggak kaya gue, dari seminggu lalu udah dipesenin kado sama nyokap. Yang mahal lagi mintanya!" kata Sandra. Aku hanya tersenyum sebentar lalu duduk di sebelah Sandra.
            Aku memang lupa ini hari Ibu. Aku malah berharap aku nggak akan pernah ingat lagi kalo ini hari Ibu. Karena tiga tahun lalu, di tanggal inilah aku justru kehilangan Ibu kandungku. Ya, Ibu kandungku udah nggak ada di dunia ini. Sejak tiga tahun lalu. Dan ibu yang sekarang aku panggil Mama adalah ibu tiriku.
            Sebenarnya, kehidupan rumah tangga Bunda dan Papa baik-baik aja. Kami semua bahagia. Bunda, Papa, aku, dan Kak Arinta. Tapi semuanya berubah sejak dokter memvonis Bunda terkena penyakit kanker payudara lima tahun lalu. Semua hal jadi serba jungkir balik. Bunda tiba-tiba minta cerai dari Papa. Jelas Papa nggak mau. Papa cinta banget sama Bunda. Tapi Bunda bersikukuh minta bercerai. Papa dengan terpaksa akhirnya nurutin keinginan Bunda. Seakan semua hal menyakitkan itu belum selesai, Bunda menyuruh Papa menikah lagi supaya ada yang ngurusin aku dan Kak Arinta. Papa menolak lagi. Lebih keras daripada sewaktu diminta cerai. Dia nggak mau menikah dengan wanita lain. Tapi Bunda tetap menyuruh Papa menikah lagi. Bunda bahkan memilihkan sendiri wanita yang menurutnya tepat untuk kami. Wanita pilihan Bunda itu adalah Mama. Sahabat karib Bunda.
            "Kenapa sih Bunda harus minta Papa nikahin Tante Gea?" tanyaku waktu itu.
            "Karena Bunda yakin sayang, cuma Tante Gea yang bisa gantiin posisi Bunda nanti. Dia kenal kalian udah lama. Dia tahu benar keluarga kita. Dia orang yang paling Bunda harapkan bisa mengurus kalian setelah Bunda nggak ada." begitu jawab Bunda.
            "Dan yang paling penting, Tante Gea akan menyayangi kalian seperti ibu kalian sendiri tanpa berusaha menghapus Bunda dari hati kalian."
            Bunda benar. Tiga tahun lalu, setelah Bunda akhirnya benar-benar menyerah dengan penyakit itu, Papa menikahi Mama. Dan ya, semua yang dikatakan Bunda seratus persen benar. Mama menyayangi kami setulus hati, tanpa memandang bahwa kami ini cuma anak tiri. Mama mengurus kami seakan kami ini hal paling berharga dalam hidupnya. Dia memberikan semua yang terbaik untuk kami. Mendukung dan mendorong apapun yang kami lakukan, selama itu positif. Karir Kak Arinta sebagai model pun nggak jauh-jauh dari campur tangan Mama. Pokoknya, Mama adalah Ibu terbaik buat kami setelah Bunda. Ya… Meskipun aku kadang suka kesel karena dipaksa diet… Hihihi.
 

0 write your opinion here:

Post a Comment

 

FOLLOW ME ON TWITTER TOO!

BE FRIENDS ON FACEBOOK!