part 26


1 januari… (03.19)
            Terompet sudah ditiup keras-keras di seluruh penjuru negeri beberapa jam lalu. Segala macam kembang api juga sudah diledakkan di langit. Membentuk bunga-bunga api yang memperindah angkasa yang gelap. Beberapa orang mungkin sekarang sudah ada di tempat tidur mereka, bermimpi tentang apa yang akan terjadi di tahun yang baru datang ini. Sebagian besar juga mungkin masih berpesta dengan teman-teman atau keluarga mereka, menikmati makanan-makanan lezat yang seakan nggak habis-habis.
Aku termasuk yang sudah ada di atas tempat tidur. Tapi, suara-suara semacam ledakan kembang api masih terdengar di dalam hatiku. Suara-suara ledakan itu seakan mengintrepetasikan apa yang aku rasain sekarang ini. Kaget. Terkejut. Nggak nyangka. (apa bedanya sih??) Haha. Ini semua hanya karena satu kalimat,
"Would you like to be my girl, Al?"
Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Morgan waktu kita lagi mandangin bunga-bunga api di angkasa. Ya Tuhaaaan… Aku yakin ini bukan mimpi. Tapi apa itu tulus? Apa itu beneran? Atau cuma basa-basi??
Kalo itu bener gimana? Jujur, aku trauma pacaran. Sumpah! Beberapa kali aku pacaran dulu, selalu berakhir "mengerikan". Bener-bener nggak seindah kisah cinta yang ada di serial-serial Korea. Pertama kali aku pacaran, waktu SMA, sama kakak kelasku. Valdo. Dia ganteng. Tipe cowok-cowok most wanted lah. Populer, karena dia anggota inti tim basket sekolah, kapten pula. Awalnya, aku emang suka sama dia. Aku kan normal ya, jadi liat cowok ganteng ya ada semacam reaksi kimia gitu dalam hati. Haha.
Prisil kenal sama dia, dan dia tahu aku suka sama Valdo. Jadi deh, dia kenalin aku ke Valdo dan ternyata Prisil juga bilang kalo aku suka. Waktu itu sih semuanya fine, apalagi setelah dikenalin itu, Valdo mulai deket-deket sama aku. Sampe akhirnya, pas dia "nembak" aku dan aku bilang iya, semua temen satu gengnya keluar dari tempat persembunyian mereka buat bilang, "Taruhan selesai. Lo menang, Do." Dari pengalaman ini, aku belajar satu hal. Jangan suka cowok karena dia populer.
Pacaran kedua, waktu SMA juga. Waktu aku udah kelas tiga. Ada anak baru yang masuk di kelasku. Cowok. Pindahan dari Jakarta. Ganteng juga. Macam Valdo gitu. Sebut aja namanya Dewa. Doyan fitness, makanya badannya atletis. Dan dia model catwalk waktu masih sekolah di Jakarta. Pernah ikut kontes cover boy di salah satu majalah. Ringkasnya, dia itu cowok metroseksual (ini kata Prisil). Nggak heran ya, banyak banget cewek ngejar-ngejar dia di sekolah. Dari cewek-cewek angkatanku, sampe adek kelas. Karena belajar dari pengalaman, aku nggak tertarik sama dia. Tapi yang bikin nggak nyangka, dia justru deketin aku! Dia bilang dia suka sama aku! Semua cewek sampe histeris denger berita kami akhirnya jadian. Aku sih seneng-seneng aja tuh. Hehe.
trauma pacaraan!
            Hubungan kami berjalan lancar banget. Bertahan sampe setahun. Dari awal jadian, nggak pernah ada masalah yang berarti. Padahal, aku udah nunggu saat-saat dimana teman-temannya bilang, "Taruhan selesai. Lo yang menang, Wa.". Tapi nggak pernah ada kalimat itu. Yang ada justru aku bahagia pacaran sama dia. Dia romantis banget. Dia pinter manjain aku. Dia terlihat perfect dimataku. Tapi perasaan itu sejuta derajat berubah waktu aku tahu siapa dia sebenarnya. Ternyata selama ini dia macarin aku cuma untuk nutupin identitas yang sesungguhnya. Dia ternyata adalah seorang transgender. Dewa seorang Gay! Ya Tuhaaan…
Dari sini, aku belajar hal lain. Jangan percaya begitu saja pada cowok yang terlihat romantis dan begitu care sama kamu. Apalagi kalo dia tipe cowok metroseksual, yang dandy banget penampilannya. Karena siapa tahu yang sebenarnya dia sayang adalah teman sejenisnya…

0 write your opinion here:

Post a Comment

 

FOLLOW ME ON TWITTER TOO!

BE FRIENDS ON FACEBOOK!