part 18

bunga yang paling disuka mama sewaktu masih hidup ..

Masih 22 desember …
                  Tadi aku ke makam Bunda setelah selesai kuliah. Sebelumnya, aku mampir dulu ke toko bunga. Aku membeli seikat bunga lili putih sebagai hadiah Hari Ibu untuk Bunda. Bunga Lili tuh bunga kesukaan Bunda. Dulu, Bunda punya keinginan untuk memiliki perkebunan bunga lili sendiri. Tapi sayang, Bunda keburu pergi. Sekarang keinginan Bunda itu lagi berusaha direalisasi sama Papa. Papa udah beli sebuah villa yang lahan dibelakangnya cukup luas untuk dijadiin kebun bunga Lili. Tinggal nyari pengelola dan beberapa hal lain yang harus diselesaikan.
                  Waktu lagi di toko bunga, Kak Arinta nelpon aku.
                  "Dek, kamu udah selesai kuliah?"
                  "Udah Kak, kenapa?"
                  "Ke makam Bunda yuk."
                  "Emang aku mau kesana, Kak. Ini lagi beli bunga lili buat Bunda."
                  "Kamu di toko bunga yang mana? Aku jemput ya."
                  "Di Florist, Kak. Yang deket minimarket."
                  "Oke, aku kesana ya."
Beberapa menit kemudian, Kak Arinta datang dan kami berdua segera meluncur ke makam Bunda.
                  "Selamat hari Ibu ya, Bunda. Ini kado dari aku dan Kakak." kataku.
Kak Arinta selalu meneteskan air mata setiap kali tanggal ini tiba. Dia selalu ngosongin jadwalnya yang seabrek demi bisa datang ke makam Bunda. Sebelumnya, dia selalu ngajak aku. Tapi aku selalu nolak. Aku masih belum bisa nerima kenyataan bahwa Bunda udah nggak ada. Buatku, datang ke makam Bunda sama aja meyakini Bunda benar-benar udah pergi. Selama ini aku hanya mengondisikan seperti Bunda lagi ada di luar negeri, mengobati penyakitnya, dan akan balik lagi suatu hari. Kak Arinta selalu berkata,
                  "Aliana, Kakak tahu apa yang kamu rasain. Kakak juga ngerasain itu. Ngerasa Tuhan nggak adil. Serasa pengen ikut dikubur bareng Bunda. Tapi Sayang, kita nggak boleh selamanya larut dalam kesedihan. Kita harus lawan perasaan sedih itu. Kita harus terima kenyataan kalo Bunda udah dipanggil Tuhan. Kamu tahu kenapa? Karena Tuhan udah nyiapin tempat tinggal yang indah untuk Bunda di surga sana. Satu hal yang harus kamu yakinin, biarpun tangan kita nggak lagi bisa menyentuh Bunda, tapi hati kita tetep bisa merasakan kehadiran Bunda. Orang yang mencintai kita, nggak akan benar-benar pergi meninggalkan kita."
                  Kata-kata Kak Arinta itu selalu terngiang di telingaku, sampai akhirnya aku sadar dari kesedihanku selam ini. Dan hari ini, untuk pertama kalinya, aku mau datang ke makam Bunda, menghadapi kenyataan pahit bahwa Bunda benar-benar sudah terkubur didalam sana, bukannya berobat ke luar negeri dan balik suatu hari nanti…


0 write your opinion here:

Post a Comment

 

FOLLOW ME ON TWITTER TOO!

BE FRIENDS ON FACEBOOK!